Konten [Tampil]
Buat kaum muda kekinian yang doyan ngevlog, kesempatan jalan ke luar negeri pasti dimanfaatkan buat mengabadikan momen sebanyak-banyaknya. Tapi apa jadinya kalau sudah bawa seperangkat gadget canggih, tapi ternyata tidak bisa dicharge gara-gara soket colokan di negara tujuan beda dengan colokan dari rumah?
Untuk itu, kali ini mari kita cari tahu kenapa soket colokan di berbagai negara bisa berbeda-beda
Sejarah
abad ke-19
Sejarah colokan bermula saat listrik untuk rakyat mulai booming pada akhir abad ke-19 di Amerika Utara dan Eropa. Awalnya, sambungan listrik cuma buat penerangan saja.
1903
Baru tahun 1903, Harvey Hubbell menemukan nenek moyang colokan 2 pin yang kita pakai sekarang
Muncul berbagai alat elektronik yang pakai colokan 2 pin
Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri, muncullah aneka alat elektronik rumah tangga yang memakai colokan 2 pin. Masalahnya, berujung pada perbedaan harga tarif sambungan listrik. Demo pun nggak bisa dihindari
Ngakalian pakai Edison Screw Fitting
Alhasil, banyak yang mencoba mengakalinya dengan menggunakan Edison Screw Fitting Gampangnya, mereka sengaja mencolokkan alat elektronik ke sambungan lampu biar bayar listriknya lebih murah. sungguh sangat nekat.
Kenekatan berbanding lurus dengan kecelakaan
Diciptakannya colokan 3 pin
Demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti korsleting, diciptakanlah variasi colokan 3 pin untuk menetralkan suplai listrik ke tanah.
Boomingnya colokan 3 pin
Demi mengatasi kegalauan colokan dunia, akhirnya terbentuklah International Electrotechnical Commission. Tugas IEC ini adalah menetapkan standar colokan yang bisa dipakai secara universal
usaha mereka ini bebarengan sama Perang Dunia
setelah perang berakhir, aneka jenis colokan tahu-tahu telah merajalela
Tapi setelah perang berakhir, aneka jenis colokan tahu-tahu telah merajalela. Sekarang saja, setidaknya ada 200 jenis colokan berbeda di seluruh dunia!. Padahal, jumlah negara yang diakui PBB saja cuma ada 193.Lantas bagaimanakah kelanjutan nasib IEC berikutnya?
IEC tetap meneruskan proyeknya
Walau halangan rintangan membentang, IEC rupanya tetap meneruskan proyeknya, hingga singkat cerita, ditetapkanlah colokan tipe N sebagai standar colokan internasional tapi Sedihnya, cuma Brazil aja yang mau nurut
Alasannya, tiap negara sudah keburu menetapkan standar daya, tegangan dan arus listrik masing-masing
Alasannya, tiap-tiap negara sudah keburu menetapkan standar daya, tegangan dan arus listrik masing-masing, dengan mengacu pada 2 standar voltase internasional, yaitu Amerika Utara dan Eropa
tidak semudah membalikan telapak tangan
Asal tahu saja, meminta semua negara sedunia biar bisa kompak soal kelistrikan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Masalahnya bukan cuma ada di ego tiap-tiap negara, atau bahkan aneka industri barang elektronik, Soalnya, mereka pasti masih bisa kalau harus menyesuaikan produknya sesuai pasar. Bagaimanapun, mau secanggih apa pun colokan kita, percuma saja kalau tidak ada soket yang bisa dicolok. Padahal, soket tersebut pastinya menyatu dengan sistem kelistrikan yang terhubung ke seluruh bangunan. Jadi, kalau kita mau menyeragamkan sistem soket dan colokan secara internasional otomatis kita harus merombak hampir semua gedung di seluruh dunia Bayangkan berapa duit yang dihabiskan?
penutup
Jadi, kalau nanti ketemu pelancong vlogger mancanegara yang bingung waktu mau nyolok gadget, jangan cuma ditertawain Ajaklah mereka buat beli colokan universal seperi ini
di toko elektronik terdekat. Karena siapa tahu kita bisa ikut nampang di vlognya nanti.
terima kasih
Posting Komentar
Posting Komentar